Ngumpul di Tanjungpinang, Daerah Asal Muasal Bahasa Indonesia
Peneliti dari 21 perguruan tinggi di Indonesia berkumpul di Kota Tanjungpinang, Ibukota Provinsi Kepri untuk membahas bahasa, sastra, budaya dan seni.
TANJUNGPINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pun mengapresiasi tujuan para peneliti tersebut.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri Isdianto, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang memang layak menjadi tuan rumah dalam kegiatan itu.
Karena selama ini UMRAH Tanjungpinang berhasil menggelorakan kaidah Bahasa Indonesia kepada anak bangsa, dan melahirkan cukup banyak sastrawan muda.
Hal itu disampaikan Isdianto saat membuka Seminar Internasional dan Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya di Aula Pemprov Kepri, Sabtu (28/9).
”Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang juga salah satu pusat perkembangan budaya dan sastra di Indonesia yang sangat layak dikaji lebih mendalam agar berkembang pesat. Penyengat, sebagai pulau yang disepakati sebagai cikal bakal lahirnya Bahasa Indonesia memiliki potensi yang besar,” kata Isdianto.
Di hadapan sekitar 400 peserta, Isdianto mengemukakan Pulau Penyengat sebagai tempat lahirnya Gurindam 12, syair yang berisi petuah dan nasehat karya Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji.
Karya besar itu menurutnya, memuat ilmu bahasa, budaya, seni dan sastra itu semestinya mendunia, tidak hanya dikembangkan di tingkat lokal.
”Sampai sekarang, Pulau Penyengat belum go internasional, meski baru-baru ini ditetapkan sebagai Pulau Perdamaian Dunia,” sebutnya.
Melalui seminar yang dihadiri oleh banyak profesor ini, Isdianto berharap akan memberi kontribusi yang besar dalam mengembangkan Pulau Penyengat.
”Kami berharap acara akbar yang diikuti oleh banyak ahli bahasa, bahasa, seni dan sastra ini memberi andil yang besar kepada pemerintah dan masyarakat Kepri. Kami membutuhkan ide, gagasan dan rekomendasi agar Pulau Penyengat dapat berkembang pesat sebagai pusat budaya dan pariwisata,” ujarnya.
Rektor UMRAH Tanjungpinang, Prof Syafsir Akhlus, yang juga Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat mengatakan Semirata Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya akan membuahkan kesepakatan dari hasil pemikiran dan kajian yang dapat dimanfaatkan pemerintah.
”Kegiatan ini untuk mendukung kemajuan daerah, termasuk mengembangkan Pulau Penyengat sebagai pusat pengembangan budaya, bahasa, sastra dan seni,” katanya.
Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan UMRAH, Abdul Malik, narasumber kegiatan itu, mengatakan Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, Isda Pramudiati memastikan kegiatan ini memberi kontribusi kepada perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat.
Kontribusi berupa pemikiran dan hasil kajian dari para dosen dan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi negeri di wilayah bagian barat Negara Indonesia.
Setiap tahun, para peneliti dan dosen dari Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Bidang Ilmu Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, berkumpul, mengeluarkan ide, gagasan dan hasil kajian.
”Kepri memiliki bahasa, sastra, seni dan budaya yang menarik untuk diteliti,” katanya.(ZAKMI)