Tak Berkategori  

Timnas Berpotensi Masuk Grup Neraka

PALANGKARAYA – Duel Kalteng Putra dan PSIS Semarang di Palangkaraya dalam lanjutan Liga 1 2019, diselimuti kabut asap, Selasa petang kemarin. Laga ini disorot. Karena, kedua klub bertanding saat kualitas udara dalam kategori berbahaya.

Kalteng Putra menjamu PSIS di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Selasa (24/9) sejak pukul 15.30 WIB. Selasa pagi, sebenarnya sudah dilaporkan Air Quality Index (AQI), indeks yang digunakan AirVisual untuk menggambarkan tingkat polusi udara di suatu daerah, menyatakan Palangkaraya berada di angka 374, yang masuk rentang berbahaya.

Kabut asap di Palangkara awet hingga menjelang pertandingan bergulir. Sempat menjadi bahasan dalam manager meeting Senin malam, pertandingan diputuskan tetap berjalan. Rapat darurat menjelang laga juga memutuskan jalan terus. Pertandingan ini berakhir imbang, dengan skor 0-0.

”Mau bicara atlet atau masyarakat yang berada pada AQI di atas 300, kualitas udara sudah berbahaya dan rekomendasinya adalah tidak melakukan aktivitas berat di luar ruangan. Harusnya, idealnya tidak bertanding,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto SpP (K) FISR FAPSR.

”Partikel-partikel berbahaya itu, bukan hanya pertandingan, tapi juga pekerja kasar atau angkat berat membutuhkan frekuensi napas yang tinggi, Oksigen yang banyak, kalau udaranya kotor, mengandung banyak berbahaya dampaknya akan lebih cepat muncul ketimbang yang tidak beraktivitas berat,” ujar dia.

Dampaknya batuk, dan sesak napas. (net)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *