Pengoperasian Pasar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam resmi ditetapkan di Batam Kota. Ke depan, direncanakan akan dihadirkan Pasar TPID di 11 kecamatan lain di Batam.
BATAM – Harapannya, Pasar TPID itu dapat menekan inflasi untuk membantu warga, dalam memperoleh harga sembako yang lebih murah dan daftar harga diketahui masyarakat, karena ditampilkan melalui videotron.
Peresmian pengoperasian Pasar TPID sendiri digelar, Sabtu (21/9) di Pasar Grand Niaga Mas, Batam. Peresmian dilakukan Wali Kota Batam, HM Rudi, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Ketua TP PKK Kota Batam Marlin Agustina Rudi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Tjahya Widayanti dan lainnya.
”Keberadaan pasar ini, diharap bisa meringankan beban warga. Pasar ini juga dilengkapi videotron, untuk menampilkan harga sembako di pasar itu. Sehingga pedagang tidak bisa bermain harga,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau.
Disebutkan Gustian di hadapan Rudi dan pejabat lainnya, harga di Pasar TPID akan menjadi acuan untuk pasar-pasar yang lainnya. Di mana, pasar TPID diakui sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga bisa membantu warga dalam mendapatkan harga yang lebih murah.
”Sehingga proses pengendalian harga sembako ke depan juga bisa lebih baik,” harapnya.
Sementara Sekretaris Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Chandrini, mengatakan, Pasar TPID bisa menjadi pasar dengan harga yang lebih murah dari pasar lainnya. Penyediaan pasar ini diakui, menjadi komitmen untuk membantu tersedianya harga lebih murah, karena dijual dengan harga distributor.
”Untuk menentuan pasar TPID, kita harus mengikuti ketentuan, seperti SNI, memiliki klinik kesehatan dan memiliki saluran pembuangan yang baik,” harapnya.
Hal itu dibenarkan Wali Kota Batam, HM Rudi saat peresmian pasar itu. Menurutnya, komoditas yang dijual di pasar ini hanyalah harga dasar. Keuntungan yang diambil distributor, hanya 2 persen dari harga modal para distributor, yang memasarkan produk di Pasar TPID.
”Untung hanya bisa sekitar 2 persen yang diambil para distributor. Jadi tidak akan mahal,” tegas Rudi.
Diharapkan, dengan beroperasinya pasar TPID ini, akan mengurangi permasalahan masyarakat tak mampu di kota Batam. ”Kita hadirkan pasar TPID, agar bisa mengontrol harga sembako. Masyarakat ekonomi menengah ke bawah, akan terbantu dan terjangkau masyarakat bawah,” janjinya.
Sementara untuk pengawasan pasar TPID, diakui Rudi, akan dilakukan Disperindag Batam. Berbeda dengan pasar lain. Di mana, untuk distributor dan pedagang dipasar TPID, tidak membayar sewa.
Kadisperindag Batam, Gustian menyebut, listrik dan air di pasar itu diberikan gratis selama dua tahun. ”Tempat ini tidak disewa oleh pedagang tapi akan diselesaikan oleh pemerintah kota Batam,” janji Rudi.
Direncanakan semua kecamatan di Batam, akan memiliki Pasar TPID. Dimana, TPID yang akan dibangun ke depan, masih ada 11 pasar lagi.
”kita akan bangun pasar di semua kecamatan. Tapi selesaikan Pasar Induk Jodoh,” tegasnya.(MARTUA)